Halaman

Selasa, 03 Januari 2012

7: pengartian JANJI ALLAH SWT

JANGAN SAMPAI MERAGUKAN KAMU TERHADAP JANJI ALLAH KARENA TIDAK terlaksana apa yang telah dijanjikan, MESKIPUN TELAH TERTENTU (TIBA) masanya, SUPAYA KERAGUAN ITU TIDAK merusakkan MATA HATI KAMU DAN TIDAK memadamkan cahaya SIR (RAHASIA ATAU BATIN) KAMU.

Doa dan janji Allah s.w.t terkait. Allah s.w.t menjanjikan untuk menerima semua doa. Hamba sudah sangat kuat dan sering berdoa. Hamba mendoakan agar diselamatkan dari sesuatu musibah. Masa musibah itu sampai sudah tiba tetapi keamanan dari tidak tiba. Timbul keraguan dalam hati hamba itu tentang janji-janji AllahSebagian orang beriman diuji dengan penerimaan atau penolakan doa dan sebagian yang lain diuji dengan tertunai atau tertahan janji Allah Janji Allah ada dalam bentuk umum dan ada dalam bentuk khusus. Janji umum banyak terdapat di dalam al-Quran seperti janji surga terhadap orang yang berbuat kebajikan, janji neraka terhadap orang yang durhaka, janji ketinggian derajat untuk orang yang berjihad di jalan Allah, janji kekuasaan di atas bumi terhadap orang yang beriman dan beramal saleh dan lain-lain lagi. Di dalam surat an-Nisaa 'ayat 95 Allah menjanjikan ganjaran yang besar kepada orang yang berjihad di jalan-Nya. Dalam surat an-Nur ayat 55 Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh bahwa mereka akan dijadikan khalifah di bumi, Dia akan teguhkan agama mereka dan Dia akan hilangkan ketakutan mereka.
 
Banyak lagi janji Allah yang bisa ditemukan di dalam al-Quran. Janji-janji Allah secara umum terkait dengan amal, sesuai dengan sunnatullah yang menguasai perjalanan kehidupan. Ada juga janji secara khusus kepada orang-orang tertentu, misalnya melalui mimpi atau suara gaib. Orang yang beriman dengan Allah percaya kepada janji-janji-Nya. Janji Allah menjadi pendorong bagi mereka untuk bekerja keras, beramal saleh dan berjihad di jalan-Nya. Allah tidak sekali-kali akan memungkiri janji-janji-Nya. Di dalam golongan yang percaya kepada janji-janji Allah itu ada beberapa yang berpenyakit seperti yang diderita sejumlah orang yang berdoa kepada Allah Orang yang berdoa membuat klaim dengan doanya dan orang yang percaya kepada janji Allah membuat klaim dengan amalnya, karena Allah berjanji memberinya sesuatu menurut amalannya.
 
Hikmah ketujuh mengaitkan janji Allah dengan mata hati dan Nur Sir (Rahasia atau batin). Persoalan mata hati telah disentuh pada Hikmah ke lima. Penyingkapan rahasia mata hati menemukan kita dengan persoalan diri dzahir, diri batin dan selanjutnya ke persoalan roh. Suluhan mata hati membawa kepada identifikasi terhadap Alam Barzakh dan keabadian. Mata hati yang kuat tidak berhenti sampai Alam Barzakh, bahkan ia menginkan ke tingkat alam yang lebih tinggi yang disebut Alam Malakut Atas. Pandangan mata hati berikutnya sampai ke kulit alam yang dinamakan Arasy Yang Meliputi. Semua makhluk Allah menghuni ruang yang di dalam atau dibatasi oleh kulit atau kerangka alam, yaitu Arsy. Tidak ada mahluk yang ada di luar dari kulit alam. Meskipun kulit alam merupakan kejadian Tuhan yang paling luar namun, mata hati tidak berhenti sampai itu. Mata hati terus mengeksplorasi 'di luar' dari kulit alam, yang disebut Wujud ketuhanan. Di sini timbul persoalan berat dan rumit untuk diuraikan. Semua kejadian di dalam kulit alam. Kulit alam adalah yang terakhir. Bila sampai ke kulit alam tidak bisa lagi dikatakan ada alam ketuhanan di luar, setelah, di balik dan istilah-istilah lain, karena tidak ada apa-apa lagi. Keberadaan Tuhan bukanlah satu jenis alam lain. Tidak bisa dikatakan ada alam ketuhanan setelah alam kita ini. Allah Maha Berdiri Sendiri, tidak menempati ruang. Jika demikian persoalannya bagaimana yang dikatakan Tuhan sedangkan kita sudah menjelajah ke seluruh alam maya namun, Allah tidak juga ditemukan?
 
Antara alam yang sementara dengan alam abadi ada Alam Barzakh. Barzakh adalah perbatasan. Barzakh itulah yang menghubungkan dua kondisi yang berbeda. Misalnya, barzakh untuk laut dan sungai adalah kuala. Air laut adalah asin dan air sungai adalah tawar. Air pada dinding keduanya yaitu kuala adalah bertemu asin dengan tawar yang dinamakan payau. Payau bukan asin dan bukan lain dari asin. Payau juga bukan tawar dan bukan lain dari tawar. Kuala bukan laut dan bukan sungai dan bukan juga lain dari laut dan sungai. Jika mau lihat laut dan sungai dengan sekali pandang atau sebagai satu keberadaan maka lihatlah kepada kuala. Jika mau merasakan asin dan tawar sekaligus maka rasailah air payau.
 
Jika ada barzakh di antara makhluk dengan makhluk, ada juga barzakh di antara Tuhan dengan makhluk. Barzakh inilah yang menjadi penghubung di antara Tuhan dengan hamba. Tanpa barzakh ini tidak mungkin terjadi keberadaan makhluk yang diciptakan Tuhan karena tidak ada online atau jembatan yang menghubungkan. Barzakh di antara Allah dengan hamba itu dinamakan Sir atau Rahasia, yaitu Rahasia Allah, yang hanya Allah yang mengetahui hakikatnya yang sebenarnya. Rahasia inilah yang memungkinkan ada hubungan di antara Pencipta dengan yang di cipta. Sir atau Rahasia itu memancarkan nurnya kepada mata hati. Mata hati yang bersuluhkan Nur Sir (rahasia ketuhanan) akan mendapat pengenalan tentang Sir dan mengalami suasana tauhid tingkat yang tartinggi. Bila hakikat Sir ditemukan nyatalah firman Allah:
 
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya, - (Ayat 16: Surah Qaaf)
 
Dan Ia tetap bersama-sama kamu di mana saja kamu berada. (Ayat 4: Surat al-Hadiid)
 
"Padahal Allah yang menciptakan kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu!" (Ayat 96: Surah as-Saaffaat)
 
Dan kamu tidak dapat menentukan kemauan kamu (tentang sesuatu pun), kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan menkehendakkan seluruh alam. (Ayat 29: Surah at-Takwiir)
 
Tidak ada daya dan upaya kecuali beserta Allah.Apa yang ada pada kita semuanya adalah karunia dari Allah Kemauan kita untuk melakukan amal shalih datangnya dari Iradat Allah, tanpa Iradat Allah kita akan menjadi dungu, tidak berkemauan. Bila kita melakukan amal kebaikan, kita tidak terlepas dari menggunakan daya dan upaya yang datangnya dari Allah Tanpa Kudrat Allah kita tidak mampu bergerak. Kemampuan kita untuk berdoa dan beramal adalah karunia dari Allah
 
Mereka mengira dirinya berbudi kepadamu (Muhammad) dengan sebab mereka telah Islam (tidak melawan dan tidak menentang). Katakanlah (kepada mereka): "Jangan kamu mengira keislaman kamu itu sebagai budi kepada saya, bahkan (jika sah dakwaan kamu itu sekalipun maka) Allah-lah yang berhak membangkit-bangkitkan budi-Nya kepada kamu, karena Dialah yang memimpin kamu kepada iman (yang menganggap bahwa), jika kamu orang-orang yang benar (pengakuan imannya). (Ayat 17: Surah al-Hujuraat)
 
Kehendak dan perbuatan kita adalah anugerah dari Allah Jadi, apakah hak kita untuk menuntut Allah dengan doa dan amal kita. Memang benar Allah berjanji untuk mengabulkan semua doa dan memberi sesuatu menurut praktek. Tetapi, tidak ada makhluk-Nya yang layak menagih janji tersebut. Janji Allah kembali kepada diri-Nya Sendiri. Jangan coba-coba menuntut janji Allah karena andainya Dia menuntut kamu dengan amanah yang dipertaruhkan kepada kamu niscaya semua amalan kamu akan hancur beterbangan seperti debu, tidak ada walau sebesar zarah pun yang layak dipersembahkan kepada-Nya ketika kamu dihadapkan pada keadilan-Nya.
 
Karena itu berteduhlah di bawah payung rahmat dan ampunan-Nya, jangan diungkit-ungkit tentang amal kamu dan janji-Nya. Contohilah akhlak Rasulullah saw yang telah menerima janji Allah yaitu beliau telah bermimpi memasuki kota Makkah. Kaum muslimin percaya bahwa mimpi Rasulullah adalah mimpi yang benar dan mereka yakin bahwa itu adalah janji Allah kepada Rasul-Nya, yang Dia mengijinkan mereka bersama-sama memasuki kota Makkah sekalipun musyrikin Quraisy masih menguasai kota tersebut. Kaum muslimin berangkat dari Madinah ke Makkah. Rombongan mereka dihadang sebelum sampai di Makkah. Kaum musyrikin tidak mengijinkan kaum muslimin memasuki Makkah. Alasan dari peristiwa itu terjadilah Perjanjian Hudaibiah. Rasulullah saw setuju agar kaum muslimin tidak memasuki Makkah pada tahun itu. Umar al-Khattab yakin akan mimpi Rasulullah Beliau ra juga percaya bahwa mimpi Rasulullah itu adalah janji Allah mengizinkan mereka memasuki kota Makkah. Beliau ra juga yakin bahwa lantaran janji Allah adalah benar maka bertegas memasuki Makkah walaupun dengan cara berperang adalah tindakan yang benar. Beliau ra menganjurkan agar berperang agar kebenaran mimpi Rasulullah dan kebenaran janji Allah menjadi kenyataan. Iman Umar yang sangat mendalam membuatnya mau maju terus menurut petunjuk yang sampai kepada beliau ra tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri. Abu Bakar as-Siddik yang Nur Sirnya lebih sempurna dari Nur Sir Umar bersikap menyetujui tindakan Rasulullah saw mengadakan Perjanjian Hudaibiah. Melalui suluhan Nur Sirnya Abu Bakar dapat menyaksikan apa yang dilindungi dari pandangan mata hati Umar
 
Kemudian ternyata perjanjian tersebut banyak memberi manfaat kepada kaum muslimin. Ternyata kebijaksanaan Rasulullah menyetujui Perjanjian Hudaibiah dan kebenaran pandangan mata hati Abu Bakar melalui pancaran Nur Sirnya. Sesuai dengan Perjanjian Hudaibiah, pada tahun berikutnya kaum muslimin dapat memasuki kota suci Makkah secara aman. Benarlah apa yang dimimpikan oleh Rasulullah saw dan benarlah janji Allah Rasulullah saw menerima janji Allah sebagai satu karunia yang wajib diyakini dengan cara bertawakal kepada Allah dalam pelaksanaannya. Kapan terjadi sesuatu yang pada dzahirnya menujung pelaksanaan janji Allah itu Rasulullah saw tidak menagih Allah dengan janji tersebut, sebaliknya beliau mengembalikannya kepada Allah Sebagai balasan terhadap kerelaan menerima takdir Allah maka Allah karuniakan pula Perjanjian Hudaibiah yang banyak membantu perkembangan dakwah Islam. Allah juga tidak sekali-kali melupakan janji-Nya mengizinkan kaum muslimin mengunjungi tanah suci Makkah, dengan rahmat-Nya kaum muslimin memasuki kota Makkah pada tahun berikutnya dalam suasana aman. Jadi, ketika janji Allah dikembalikan kepada Allah maka Allah melaksanakannya.Peristiwa pada memberi pengajaran kepada kita tentang Sir. Abu Bakar as-Siddik ra melebihi sahabat-sahabat yang lain lantaran Sirnya, yaitu Rahasia pada hati nuraninya yang menghubungkannya dengan Allah Sir yang menguasainya itulah yang menjadi as-Siddik. Beliau ra dapat mengizinkan kebenaran Nabi Muhammad saw tanpa usul. Beliau ra mengizinkan peristiwa Isra dan Mi'raj ketika kebanyakan kaum Quraisy menafikannya. Abu Bakar bukanlah seorang dungu yang bertaklid secara membuta tuli. Tetapi, apa yang sampai kepadanya diakui oleh Sirnya yang memperoleh konfirmasi dari Allah Cahaya kebenaran yang keluar dari Rasulullah saw dan cahaya kebenaran yang keluar dari Sir Abu Bakar adalah sama, sebab itulah Abu Bakar membenarkannya tanpa usul dan tanpa meminta bukti. Bukti apa lagi yang diperlukan saat Sir telah mendapat jawaban dari Allah Sir atau Rahasia Allah itulah yang tidak bercerai lalu dari Allah, senantiasa menghadap kepada Allah dan mendengar Kalam Allah Sir itulah yang mengenal Allah s.w.tKemurnian Sir Abubakar as-Siddik ra ternyata lagi ketika kematian Rasulullah Umar yang dikuasai oleh iman yang sangat kuat yang melahirkan cinta yang mendalam terhadap Rasulullah saw, Kekasih Allah, dikuasai kecintaan itu, ia ra mau memancung kepala siapa saja yang mengatakan Rasulullah saw sudah wafat. Tetapi, Abu Bakar, yang kecintaannya terhadap Rasulullah saw mengatasi kecintaan Umar mampu mengatakan, "Siapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya Muhammad sudah wafat. Siapa yang menyembah Allah maka Allah tidak akan wafat selamanya! "Begitulah murninya cahaya atau nur yang diterima oleh Abu Bakar di dalam hatinya yang dipancarkan oleh Sir. Tidak salah jika dikatakan jika mau memahami hakikat Sir maka pahamilah diri Abu Bakar as-Siddik ra Mengenali beliau ra membuat seseorang mengenali tanda-tanda Sir.Kalam Hikmah ketujuh ini memberikan panduan untuk memahami hakikat Sir. Tanda seseorang tidak mendapat sinar Nur Sir adalah dia meragukan janji-janji Allah lantaran dia menentukan maksud janji Allah menurut selera sendiri. Bagaimana posisi kita terhadap janji Allah begitulah kondisi hati kita terhubung dengan Rahasia Allah atau Sir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar