Halaman

Selasa, 03 Januari 2012

10: IKHLAS ADALAH ROH IBADAT



AMALAN dzahir ADALAH KERANGKA SEDANGKAN rohnya ADALAH IKHLAS YANG TERDAPAT DENGAN TERSEMBUNYI DALAM AMALAN ITU.

Amal lahiriah digambarkan sebagai batang tubuh dan ikhlas pula digambarkan sebagai nyawa yang menghidupkan batang tubuh itu. Jika kita kurang mendapat efek yang baik dari latihan spiritual harus kita merenung dengan mendalam tubuh amal apakah ia bernyawa atau tidak.Hikmah 10 ini menghubungkan amal dengan ikhlas. Hikmah 9 yang lalu telah menghubungkan amal dengan hal. Kedua Kalam Hikmah ini membangun jembatan yang menghubungkan hal dengan ikhlas, keduanya terkait dengan hati, atau lebih tepat jika dikatakan ikhlas sebagai suasana hati dan hal sebagai Nur Ilahi yang menyinari hati yang ikhlas. Ikhlas menjadi persediaan yang penting untuk hati menyambut sinar Nur Ilahi. Bila Allah berkehendak memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-Nya maka dipancarkan Nur-Nya kepada hati hamba tersebut. Nur yang dipancar kepada hati ini dinamakan Nur Sir atau Nur Rahasia Allah Hati yang diterangi oleh nur akan merasakan hal ketuhanan atau mendapat tanda-tanda pada Tuhan. Setelah mendapat pertandaan dari Tuhan maka hati pun mengenal Tuhan. Hati yang memiliki sifat begini dikatakan hati yang memiliki ikhlas tingkat tartinggi. Tuhan berfirman untuk menggambarkan ikhlas dan hubungannya dengan makrifat:
 
Dan sebenarnya perempuan itu telah berkeinginan sangat kepadanya, dan Yusuf pula (mungkin timbul) keinginannya kepada perempuan itu jika ia tidak menyadari kenyataan Tuhannya (tentang kejinya perbuatan zina itu). Demikianlah (takdir Kami), untuk menjauhkan dari Yusuf hal-hal yang tidak baik dan kejahatan, karena sesungguhnya ia dari hamba-hamba Kami yang dibersihkan dari segala dosa. (Ayat 24: Surah Yusuf)
 
Nabi Yusuf as adalah hamba Allah yang ikhlas. Hamba yang ikhlas berada dalam pemeliharaan Allah Bila dia dirangsang untuk melakukan kejahatan dan kekotoran, Nur Rahasia Allah akan memancar di dalam hatinya sehingga dia menyaksikan dengan jelas akan tanda-tanda Allah dan sekaligus meleburkan rangsangan jahat tadi. Inilah tingkat ikhlas yang tartinggi yang dimiliki oleh orang arif dan hampir dengan Allah Mata hatinya senantiasa memandang kepada Allah, tidak pada dirinya dan perbuatannya. Orang yang berada di dalam makam ikhlas yang tartinggi ini senantiasa dalam keridhoan Allah baik saat beramal atau saat diam. Allah s.w.t sendiri yang memeliharanya. Allah mengajarkan agar hamba-Nya berhubung dengan-Nya dalam kondisi ikhlas.
 
Dia Yang Hidup; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan mengikhlaskan amal agama kamu kepada-Nya semata-mata. Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan menkehendakkan semesta alam. (Ayat 65: Surah al-Mu'min)Allah s.w.t jua Yang Hidup. Dia yang memiliki segala kehidupan. Dia lah Tuhan semesta alam. Apa saja yang ada dalam alam ini adalah ciptaan-Nya. Apa saja yang hidup adalah diperhidupkan oleh-Nya. Jalan dari Allah adalah nikmat dan karunia sementara jalan dari hamba kepada-Nya pula adalah ikhlas. Hamba dituntut untuk mengikhlaskan segala aspek kehidupan untuk-Nya. Dalam melaksanakan tuntutan memurnikan kehidupan untuk Allah ini hamba tidak bisa merasa takut dan gentar kepada sesama makhluk.
 
Oleh itu maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya (dan menjauhi bawaan syirik), sekalipun orang-orang kafir tidak menyukai (praktek yang demikian). (Ayat 14: Surah al-Mu'min)Allah telah mengatur kode etika kehidupan yang harus dijunjung, dihayati, diamalkan, disebarkan dan diperjuangkan oleh kaum muslimin dengan sepenuh jiwa raga dalam kondisi ikhlas karena Allah, meskipun ada orang-orang yang tidak suka, orang-orang yang menghina, orang-orang yang membangkang dan mengadakan pertandingan. Keikhlasan yang diperjuangkan dalam kehidupan dunia ini akan dibawa bersama ketika menemukan Tuhan kelak.
 
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh berlaku adil (pada segala hal), dan (menyuruh agar kamu) hadapkan muka (dan hati) kamu (kepada Allah) dengan benar pada setiap kali salat, dan sembahlah dengan mengikhlaskan amal agama kepada-Nya semata -mata; (karena) sebagaimana Ia telah menjadikan kamu di mulainya, (demikian pula) kamu akan kembali (kepada-Nya) ". (Ayat 29: Surah al-A'raaf)
 
Sekali pun sulit mencapai tingkat ikhlas yang tartinggi namun, harus diusahakan agar diperoleh kondisi hati yang ikhlas dalam segala perbuatan baik yang lahir mau pun yang batin. Orang yang telah tumbuh di dalam hatinya rasa mencintai Allah akan berusaha membentuk hati yang ikhlas. Mata hatinya melihat bahwa Allah-lah Tuhan Yang Maha Agung dan dirinya hanyalah hamba yang hina. Hamba berkewajiban tunduk, patuh dan taat kepada Tuhannya. Orang yang di dalam makam ini beramal karena Allah: karena Allah yang memerintahkan beramal, karena Allah berhak ditaati, karena perintah Allah wajib diterapkan, semuanya karena Allah tidak karena sesuatu yang lain. Golongan ini sudah dapat menawan hawa nafsu yang rendah dan pesona dunia tetapi dia masih melihat dirinya di samping Allah Dia masih melihat dirinya yang melakukan amal. Dia gembira karena menjadi hamba Allah yang beramal karena Allah Sifat kemanusiaan biasa masih mempengaruhi hatinya.Setelah kerohaniannya meningkat hatinya dikuasai sepenuhnya oleh perlakuan Allah, menjadi orang arif yang tidak lagi melihat kepada dirinya dan amalnya tetapi melihat Allah, Sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Apa saja yang ada dengannya adalah anugerah Allah Sabar, ridho, tawakal dan ikhlas yang ada dengannya semuanya merupakan penghargaan Allah, bukan amal yang lahir dari kekuatan dirinya.
 
Tingkat ikhlas yang paling rendah adalah ketika amal perbuatan bersih dari ria yang jelas dan samar tetapi masih terikat dengan keinginan kepada pahala yang dijanjikan Allah Ikhlas seperti ini dimiliki oleh orang yang masih kuat bersandar kepada amal, yaitu hamba yang mentaati Tuannya karena mengharapkan upah dari Tuannya itu.
 
Di bawah dari tingkatan ini tidak dinamakan ikhlas lagi. Tanpa ikhlas seseorang beramal karena sesuatu muslihat keduniaan, mau dipuji, mau menutupi kejahatannya agar orang percaya kepadanya dan bermacam-macam lagi muslihat yang rendah. Orang dari golongan ini meskipun banyak melakukan praktek namun, praktek mereka adalah umpama tubuh yang tidak bernyawa, tidak bisa menolong tuannya dan di depan Tuhan nanti akan menjadi debu yang tidak mensyafaatkan orang yang melakukannya. Setiap orang yang beriman kepada Allah harus mengusahakan ikhlas pada amalannya karena tanpa ikhlas syiriklah yang bergabung praktek tersebut, sebanyak ketiadaan ikhlas itu.
 
(Amalkanlah hal-hal itu) dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya. (Ayat 31: Surah al-Hajj)
 
"Serta (diwajibkan kepada saya): 'hadapkanlah seluruh dirimu menuju (ke arah mengerjakan perintah-perintah) agama dengan benar dan ikhlas, dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik'". Dan janganlah kamu (Muhammad) menyembah atau memuja yang lain dari Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak juga dapat mendatangkan mudarat kepadamu. Oleh itu, jika kamu berbuat yang demikian, maka pada saat itu termasuk orang-orang yang lalim (terhadap diri sendiri dengan perbuatan syirik itu). (Ayat 105 & 106: Yunus)
 
Daging dan darah binatang korban atau hadiah itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah amal yang ikhlas yang berdasarkan takwa dari kamu. (Ayat 37: Surah al-Hajj)Allah menyeru sekaligus agar berbuat ikhlas dan tidak berbuat syirik. Ikhlas adalah lawan kepada syirik. Jika sesuatu amal itu dilakukan dengan anggapan bahwa ada makhluk yang berkuasa mendatangkan manfaat atau mudarat, maka tidak ada ikhlas pada amal tersebut. Kapan tidak ada ikhlas akan adalah syirik yaitu sesuatu atau seseorang yang kepadanya amal itu ditujukan. Orang yang beramal tanpa ikhlas itu disebut orang yang zalim, meskipun pada dzahirnya dia tidak menzalimi siapa.
 
Intisari kepada ikhlas adalah melakukan sesuatu karena Allah semata-mata, tidak ada kepentingan lain. Kepentingan diri sendiri merupakan musuh ikhlas yang paling utama. Kepentingan diri lahir dari nafsu. Nafsu inginkan kemewahan, kesenangan, posisi, kemuliaan, puji-pujian dan sebagainya. Apa yang lahir dari nafsu itulah yang sering menujung atau merusakkan ikhlas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar